PENDAHULUAN
Ketajaman keputusan yang
dihasilkan oleh manajer dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakuratan informasi
yang dilibatkan di dalam proses pengambilan keputusan. Peranan Sistem Informasi sangat
penting dalam menyediakan informasi pendukung keputusan.
Untuk memecahkan masalah yang
komplek, diperlukan suatu model pengambilan keputusan yang menggunakan
instrumen metodologik yang mampu mengakomodasi masalah yang multikomplek. Guna
membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan, diperlukan
suatu bentuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System). Tujuannya
adalah untuk membantu pengambil keputusan memilih berbagai alternatif keputusan
yang merupakan hasil pengolahan informasi yang diperoleh dengan menggunakan
model-model pengambilan keputusan.
Seperti yang yang terjadi dalam PT. SAMI di Semarang. Pihak
Perusahaan masih kesulitan dalam
menentukan kebijakan dan kombinasi dalam mengatasi keluhan serta K3 yang ada.
Pihak perusahaan kesulitan dalam
menentukan kebijakan yang tepat terhadap keluhan dan K3. Dari permasalahan tersebut sebenarnya bisa dibantu dengan
suatu Piranti Sistem Pendukung Keputusan
yang dibangun secara khusus untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat yang
diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di lapangan.
DATA YANG ADA
Pihak Penyelesaian
|
Keluhan
|
K3
|
KAPASITAS
|
LL
|
20
|
10
|
80
|
HRD
|
60
|
10
|
120
|
Dept. Tenaga Kerja
|
10
|
30
|
90
|
MODEL
Dalam membangun Piranti Sistem
Pendukung Keputusan di atas dapat menggunakan pemodelan. Model yang digunakan
adalah Model Matematika. Dalam mengimplementasikan model tersebut digunakan Linear Programing dengan Metode Grafik.
Dunn(1981) menyatakan bahwa
program linear merupakan penyajian teoritis secara sederhana mengenai hubungan
antara dua atau lebih variabel bebas (dinamakan tujuan), dengan menggunakan
kendala-kendala nilai-nilai dari variabel tersebut. Sedangkan Welch dan Commer
(1983) menyatakan program linear merupakan teknik untuk menghitung kombinasi
optimum dari sumber-sumber tertentu agar dapat tercapai tujuan semaksimal
mungkin sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metode Grafik adalah suatu
metode penyelesaian untuk persoalan programa linear sepanjang jumlah variabel
tidak lebih dari dua. Metode grafik merupakan cara yang baik untuk
mengembangkan suatu pengertian teknik kuantitatif.
Berikut adalah bentuk penyelesaian
menggunakan metode grafik, sbb :
Inisialisasi :
Keluhan = X
K3 =
Y
Fungsi Batasan :
LL : 20 X + 10 Y = 80
HRD : 60 X + 10 Y = 120
Dept. Tenaga Kerja :
10 X + 30 Y = 90
Fungsi Tujuan :
Z = 40 (X) + 60 (Y)
Dari gambar di atas terlihat bahwa posisi kebijakan
maksimum terdapat pada daerah 0ABC tepatnya di titik B.
Informasi Keluhan dan K3 yang berada dalam daerah
tersebut disebut pemecahan yang
memungkinkan (feasible solutions), dan bidang 0ABC itu sendiri
disebut sebagai daerah yang memungkinkan (feasible region).
Daerah diluar Feasible Region tidak mungkin menjadi solusi.
Feasible
Region :
0 (0, 0)
A (0, 2)
B (?, ? )
C (3, 0)
Titik B adalah sbb :
Titik B adalah perpotongan antara fungsi 60 X + 10 Y = 120 dan
10 X + 30 Y = 90
60 X + 10 Y = 120 x (1) ---------- 60 X + 10 Y = 120
10 X + 30 Y = 90 x (6) ---------- 60 X + 180 Y = 540
-170 Y = -420
Y = 2,47 = 3
60 X + 10 Y = 120
60 X + 10 (3) = 120
Titik B adalah perpotongan antara fungsi 60 X + 10 Y = 120 dan
10 X + 30 Y = 90
60 X + 10 Y = 120 x (1) ---------- 60 X + 10 Y = 120
10 X + 30 Y = 90 x (6) ---------- 60 X + 180 Y = 540
-170 Y = -420
Y = 2,47 = 3
60 X + 10 Y = 120
60 X + 10 (3) = 120
60 X =
90
X = 1,5 = 2
Diperoleh titik koordinat B (3, 2)
Kombinasi penyelesaian yang optimal :
Keluhan (X) = 3
K3 (Y) = 2
X = 1,5 = 2
Diperoleh titik koordinat B (3, 2)
Kombinasi penyelesaian yang optimal :
Keluhan (X) = 3
K3 (Y) = 2
Kebijakan yang diperoleh :
Berikut adalah alternatif yang bisa dipilih untuk melihat
pada tiap titik sudut di Feasible Region dalam menghasilkan kebijakan, sbb :
Z = 40 (X) + 60 (Y)
Titik 0 = 40 (0) +
60 (0) = 0
Titik A = 40 (2) + 60 (0) = 80
Titik B = 40 (2) + 60 (3) = 240 (Kebijakan
Terbesar )
Titik C = 40 (0) + 60 (3) = 180
Untuk mengimplementasikan
model di atas, diperlukan bahasa pemrograman tertentu seperti Delphi atau Visal
Basic. Adapun gambaran kebutuhan tabel adalah sbb :
Tabel Kapasitas :
Kode_Kap
|
Keterangan
|
Kapasitas (1 Bulan)
|
A
|
LL
|
80
|
B
|
HRD
|
120
|
C
|
Dept. Tenaga
Kerja
|
90
|
Tabel Laporan
Kode_Informasi
|
Nama_Laporan
|
Kebijakan
|
A-1
|
Keluhan
|
40
|
B-1
|
K3
|
60
|
Tabel Penanganan
Kode_Penanganan
|
Kode_Laporan
|
PA
|
A-1
|
PB
|
B-2
|
Tabel Detail
Penanganan
Kode
Laporan
|
Kode
Kapasitas
|
Jumlah
Penanganan
(dlm hari)
|
A-1
|
A
|
20
|
A-1
|
B
|
10
|
A-1
|
C
|
40
|
B-2
|
A
|
20
|
B-2
|
A
|
50
|
B-2
|
C
|
30
|
Tabel
Fungsi(Tabel Bantu)
Kode_Kap
|
Kapasitas
|
Kode
Laporan
|
Jml
Penanganan
|
A
|
80
|
A-1
|
10
|
A
|
80
|
B-2
|
20
|
B
|
120
|
A-1
|
10
|
B
|
120
|
B-2
|
30
|
C
|
90
|
A-1
|
20
|
C
|
90
|
B-2
|
30
|
KESIMPULAN
Dengan
menggunakan piranti Sistem Pendukung Keputusan yang diimplementasi dari model
grafik diharapkan mampu membantu menyajikan informasi bagi pihak perusahaan dalam
kebijakan yang
tepat terhadap keluhan dan K3.
Piranti
ini mampu menyajikan grafik sehingga dapat menampilkan Feasible Region atau daerah yang mungkin untuk menghasilkan keputusan
dan kebijakan (feasible Solution).
Dari Kasus di atas, Kombinasi pendapatan dan pengeluaran
yang berada dalam daerah 0ABC disebut pemecahan yang memungkinkan (feasible solutions), dan bidang 0ABC itu
sendiri disebut sebagai daerah yang
memungkinkan (feasible region).
Daerah diluar Feasible Region tidak mungkin menjadi solusi.
===Semoga
Bermanfaat===
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
welcome to my blog.....