"Welcome to Zhyfa-Dukhita blog , thanks for your Visit. please give some commments and I will visit yours immediatelly"

Senin, 25 April 2011

Biar cewek sejajar dengan cowok

Apa yang terlintas dibenakmu ketika mendengar Hari Kartini? Pasti kamu akan berfikir tentang kebaya. Pakaaian yang biasa dipakai orang Jawa khususnya di keraton-keraton. Karena pada Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April itu, sebagaian lembaga pendidikan mewajibkan siswinya memakai kebaya. Hal itu sebagai perwujudan untuk mengenang pahlawan emansipasi wanita yakni RA Kartini.
Bayangkan, bila kamu lahir pada zaman dahulu. Ketika cewek tidak diperbolehkn sekolah. Kehidupan dikekang, dipingit dalam adat-adat Jawa. Hak-hak cewek terampas, karena kodrrat cewek yang harusnya berada di rumah. Status yang berujung hanya sebagai istri. Mengurus anak, suami, berkelut di dapur. Apa yang akan kamu lakukan? Pasti kita akan berontak. Hal itulah yang mendorong RA. Kartini untuk mengangkat derajat cewek. Agar cewek sejajar dengan cowok. Agar cewek ga’ lagi dijajah cowok.
Mungkin itulah inti dari emansipasi wanita. Mensejajarkan hak-hak kaum hawa dengan hak-hak kaum adam. Karena kita toh sama-sama makhlluk Tuhan yang tidak dibeda-bedakan.
Sudah menjadi hal umum seorang cewek bersaing dengan cowok. Di bidang pendidikan, pekerjaan dan status sosial. Tanpa ada kekangan dari norma, adat dan budaya. Tapi, meskipun hak-hak cewek bisa sejajar dengan hak-hak cowok, kita tidak boleh sewenang-wenang. Sebagai cewek kita tetap harus menjaga tata cara kita dalam berkata, berbuat dan berbusana. Apalagi kita hidup dalam adat ketimuran, dimana wanita adalah lambang keluwesan, keindahan dan kecantikan.
Sosok yang satu ini memang sangat fenomenal di negeri ini. Karena perjuangannya, wanita bisa mendapatkan kebebasannya. Hari kelahirannya 21 April menjadi peringatan sebagia hari emansipasi wanita. Kartini merupakan putri seorang Bupati Rembang. Hatinya berontak ketika melihat dan merasakan bahwa nasib perempuan hanya berakhir pada perkawinan melalui perjodohan. Kartini sering bertukar pikiran dengan sahabat-sahabatnya di Jerman dan Belanda dengan cara berkirim surat. Namun sayang, di usia yang tergolong masih muda, beliau harus meninggal. Dan perjalanan hidupnya tertuang dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang.”
Sahabatku, petiklah manfaat apa yang terkandung dalam tulisan ini,,,, Para pelajar dan mahasiswi kitalah penerus kesuksesan negeri ini. Mari bangun dari tidur kita, bergegaslah untuk masa depan kita yang cerah. Agar kelak kita mampu menjadi teladan bagi keturunan kita.... Luv U

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

welcome to my blog.....